Rencana pembangunan bandara baru di Bali Utara atau Buleleng belum jelas dimana, dan kapan bakal dibangun.
Hal ini mengacu pada pernyataan menteri Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) RI, Bambang Brodjonegoro mengaku sampai saat ini belum ada usulan masuk ke pusat.
Bahkan, saat Tribun Bali menanyakan apakah memungkinkan bandara alternatif dibangun mulai 2017?
Bambang Brodjonegoro belum berani memastikan hal itu.
“Pokoknya yang paling penting daerah harus yakin ada kebutuhan bandara, dimana lokasinya, dan akan lebih baik kalau itu didorong kerjasama antara pemerintah dan badan usaha. Kita jangan bicara APBN mau dialokasikan kemana, tahun berapa, tapi bagaimana daerah, apa kebutuhan daerah, dan skema apa yang mau dipakai. Selama ini belum ada (usulannya),” kata Bambang Brodjonegoro saat menghadiri rapat koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten/Kota se-Bali, Sabtu (29/10/2016) di Hotel Prama Beach, Sanur, Denpasar.
Bambang mengungkapkan bahwa pembangunan bandara alternatif di Bali merupakan satu di antara tiga proyek prioritas yang bakal dibangun di Bali kedepan.
Hanya saja, yang paling utama dan mendesak adalah proyek untuk mengatasi kemacetan di daerah Badung selatan.
Kemudian proyek prioritas ketiga adalah pembuatan cruise terminal.
Soal pembangunan bandara alternatif, Bambang sempat menyinggung pada saat rapat bersama seluruh kepala Bappeda di Bali bahwa yang justru lebih ramai adalah soal lokasi Bandara tersebut, bukan bagaimana caranya agar agar di Bali bisa terdapat bandara baru.
“Selama ini yang lebih ramai adalah lokasinya, bukan bagaimana bandara itu terwujud. Harus dipastikan dulu. Kalau begitu, yang jadi malah perebutan mafia-mafia tanah,” kata Bambang. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar